Komputer Masuk ke Indonesia secara resmi dimulai pada tahun 1967. Artikel ini sekedar bernostalgia bagai mana kiita menggunakan komputer jadul diawal-awal kedatangan benda canggih ini. Saat-saat yang masih dipenuhi dengan berbagai kemungkinan itu merupakan momen yang menjadi tonggak mulai masuknya komputer, yang menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat di Tanah Air.
Secara berurut, komputer masuk ke Indonesia terbagi dalam empat era, antara lain : era 1960-an yang menjadi awal atau mulai dibuka-nya pintu gerbang komputer masuk ke Indonesia, kemudian selanjutnya era 1980-an yang merupakan masa-masa perkenalan dan pemahaman akan dunia komputer. Pada saat ini computer masih menjadi benda ajaib, lalu berikutnya adalah era 1990-an yang merupakan masa-masa pengembangan, orang-orang mulai mengerti penggunaan komputer dan yang terakhir adalah era di awal-awal tahun 2000-an yang telah jauh lebih modern ditandai dengan fakta bahwa komputer sudah menjadi 'barang umum' bagi masyarakat Indonesia dan mulai merata di seluruh penjuru.
Jika saja keempat era tersebut tidak pernah dilalui, barangkali bangsa kita sama sekali tidak akan pernah mengenal yang namanya komputer seperti saat ini. Untuk memahaminya lebih jauh, berikut ini kami uraikan bagaimana awal mula komputer masuk ke Indonesia hingga sampai pada kemajuan sekarang ini, dimana penggunaan komputer di Indonesia setara dengan Negara lain secara global. Beberapa momen yang menjadi elemen penting dalam perjalanan komputer dari tahun ke tahun, juga tertuang dalam tulisan di bawah. Oke kita lanjut ya.
Penggunaan Komputer di Indonesia Era 60-an
Dari segi kemajuan penggunaan komputer, tahun 1967 merupakan tahun penting bagi Indonesia karena di tahun inilah secara resmi komputer mulai masuk dari luar negeri dengan ijin yang dikeluarkan oleh pemerintah. Ketika itu komputer masih jadi 'barang mahal' hanya beberapa pihak tertentu saja yang bisa memiliki barang canggih ini. Kebanyakan pengguna komputer di masa itu berasal dari instansi pemerintah dan industri-industri besar. Namun lambat tapi pasti, penggunaa komputer di Indonesia mulai merambah dan secara berangsur-angur kehadiran komputer dapat diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia dan lebih umum.
Permintaan konsumen akan perangkat komputer mulai meningkat sehingga pada tanggal 4 Juli 1969 pemerintah Indonesia memutuskan untuk membentuk tim khusus yang kemudian dikenal dengan nama BAKOTAN (Badan Koordinasi Otomatisasi Administrasi Negara). Fungsi dari BAKOTAN adalah sebagai konsultan bagi instansi-instansi yang akan membeli atau menyewa peralatan komputer ketika itu.
Keberadaan BAKOTAN dinilai cukup penting, mengingat fenomena komputer di Indonesia saat itu memang terbilang masih sangat asing. Dengan adanya BAKOTAN diharapkan pengguna komputer bisa mendapatkan informasi yang jelas terkait seluk beluk dasar seputar dunia komputer yang masih agak membingungkan bagi masyarakat Indonesia yang masih terlalu awam.
Minimnya para ahli dan teknisi yang memahami komputer menjadi masalah yang cukup pelik bagi kebanyakan orang di masa itu. Betapa tidak, beberapa tahun terlewati, kedatangan benda canggih ini membuat banyak pihak mulai menyadari bahwa ilmu pengetahuan tentang komputer merupakan satu hal yang wajib jika ingin mewujudkan Indonesia yang melek akan dunia komputer.
Akhirnya pada tahun 1972, Universitas Indonesia (UI) menjadi pelopor yang membuka disiplin ilmu komputer yang diberi nama Pusat Ilmu Komputer (PUSILKOM) UI, sebagai salah satu bagian dari pembelajaran khusus bagi mahasiswa yang tertarik pada bidang ilmu tentang komputer. Orang yang paling berjasa dalam pembentukan cikal-bakal jurusan teknologi informasi di UI tersebut adalah seorang dosen yang bahkan tidak mengajar tentang teknologi, melainkan pada Fakultas Kedokteran. Nama beliau Indro S. Suwandi PhD, yang selanjutnya dikenal sebagai salah satu tokoh terkemuka, yang memperkenalkan teknologi komputer baik di kalangan perguruan tinggi maupun industri.
Tujuan dari pendidikan ilmu komputer yang diusung oleh UI tersebut sangat jelas, yaitu mendidik tenaga kerja manajerial komputer agar mengantongi kemampuan teknis dalam bidang komputer, serta memahami segala hal yang berbau komputerisasi dengan predikat Sarjana Muda. Mengingat ilmu yang ditawarkan terbilang bukan suatu hal yang umum, alhasil jurusan komputer di kala itu sering dianggap banyak orang sebagai pendidikan kelas elit. Tak banyak yang langsung tertarik pada ilmu baru tersebut, namun seiring dengan semakin terbuka-nya pikiran dari masyarakat maka lambat laun ilmu komputer justru menjadi bidang yang paling banyak diburu oleh anak-anak muda Indonesia.
Beranjak dari sini pemahaman akan komputer mulai menjadi hal umum meski masih terbatas pada sebagian kalangan saja. Hadirnya komputer senantiasa dipandang serius oleh pemerintah, mengingat fungsinya yang dapat memberi banyak efek positif terhadap keberlangsungan sebuah negara.
Penggunaan Komputer di Indonesia Era 80-an
Penggunaan computer di Indonesia mulai memperlihatkan titik yang lebih cerah dengan diadakannya Konferensi Komputer Regional Asia Tenggara SEARCC '80 (South East Asia Regional Computer Conference 1980), yang digelar pada tanggal 21 hingga 24 Oktober 1980 di Jakarta.
Konferensi tersebut menjadi wadah bagi negara-negara yang tergabung dalam ASEAN, untuk membahas seputar kerja sama dan pengembangan komputer, dilihat dari aspek-aspek positif yang dimilikinya. Lewat konferensi ini pula negara Indonesia lalu menggelar sebuah pameran yang dikhususkan untuk memperkenalkan beragam peralatan komputer yang dipasarkan di Indonesia.
Di jaman ini sejarah perkembangan komputer Indonesia diisi dengan kehadiran komputer mini, sebuah perangkat yang tidak secanggih 'komputer main-frame', namun setiap sistem yang digunakannya terdiri dari bongkahan-bongkahan berukuran besar.
Beberapa nama produsen besar sudah mulai menjadikan Indonesia sebagai target penjualan komputer yang mereka produksi, seperti HP (Hewlett Packard), DEC (Digital Equipment Corp.), Prime, DG (Data General), Honeywell Bull, dan beberapa produsen lainnya.
Di era ini, komputer mini mendominasi hampir semua perangkat komputer yang tersebar di seluruh Indonesia. Dan yang perlu diketahui, komputer mini di masa itu memiliki tingkat kerumitan yang cukup tinggi dalam hal penggunaan.
Menggunakan sistem operasi tersendiri, penggunaan komputer mini lebih banyak tidak efektifnya karena sistem operasi yang digunakannya tidak cocok (kompatibel) dengan sistem operasi dari sistem lainnya. Itu artinya sebuah program yang dikembangkan pada sistem tertentu belum tentu dengan mudah dapat dijalankan pada sistem lainnya.
Beruntung masalah ini mulai teratasi setelah muncul sebuah sistem operasi baru yang dengan cepat populer di kalangan pakar komputer kala itu. Yakni sistem operasi UNIX yang dapat dijalankan pada berbagai jenis komputer. Tak hanya punya kemampuan bisa dioperasikan pada komputer mini saja, sistem operasi yang baru ini juga dapat dioperasikan pada sebuah generasi komputer yang dikenal dengan sebutan 'super mikro'. Super mikro sendiri merupakan komputer yang berbasis prosesor 32 bit seperti Motorola MC68000 (pada waktu itu Motorola belum terkenal sebagai produsen telepon selular).
Sistem berbasis UNIX mendapat porsi perhatian yang cukup besar dari kalangan penggiat komputer Indonesia di kala itu. Pada tahun 1983 bahkan sejumlah mahasiswa dari Universitas Indonesia (UI) berhasil menciptakan sistem operasi UNIX pertama buatan mereka sendiri, dengan memanfaatkan komputer 'Dual 83/20' (berikutnya bakal lebih dikenal dengan nama INDOGTW atau Indonesian Gateway), yang dibekali dengan spesifikasi memori 1 Mbyte, serta disk (8″) dengan kapasitas 20 Mbytes.
Beberapa penelitian seputar komputer terus digalakkan di masa-masa ini. Tidak hanya penelitian yang bersifat pada sistem operasi saja, beberapa akademi bahkan telah menerapkan penelitian yang mengambil fokus pada disiplin ilmu seputar jaringan komputer.
Dengan progress yang terbilang cepat, di era 1980-an inilah kemudian mulai bermunculan sarjana-sarjana cerdas yang mengantongi pemahaman lebih terkait komputer dan beberapa aspek penting di dalamya seperti sistem operasi, jaringan komputer yang meliputi pengembangan email, alih berkas, porting UUCP, X.25, LAN ethernet, network printer server, dan lain-lain.
Selain sistem komputer INDOGTW, mahasiswa UI juga berhasil mengembangkan komputer baru yang diberi nama INDOVAX. Ini merupakan komputer DEC VAX-11/750 yang dioperasikan dengan sistem unix 4.X BSD dan memiliki memori 2 Mbytes, serta disk 300 Mbytes. Lewat sistem inilah kemudian banyak mahasiswa UI yang berhasil melakukan berbagai penelitian seperti rancangan VLSI, X.400, dan sejenisnya.
Dalam perkembangannya, penggunaan sistem berbasis UNIX jadi kian populer hingga dibuatkanlah sebuah wadah tempat berkumpulnya para pengguna dan penggemar UNIX di seluruh Indonesia, yang diberi nama Kelompok Pengguna Unix (Unix Users Group) alias INDONIX. Perkumpulan orang-orang cerdas ini digawangi oleh bapak Didik Partono Rudiarto, serta secara rutin kerap mengadakan pertemuan untuk membahas seputar UNIX dan komputer mini.
Selain sistem operasi UNIX dan super-mikro, beberapa sistem operasi baru mulai bermunculan dan para penggiat komputer Indonesia terus mengikuti perkembangan tersebut lewat akademi yang mereka tekuni. Mulai dari komputer bersistem operasi XENIX/SCO UNIX, MINIX (Mini Unix), hingga cikal bakal Linux, semuanya dibabat habis oleh para calon generasi ahli komputer di Indonesia.
Dan perlu diketahui pula bahwa kehadiran Personal Computer alias PC di era ini sebenarnya sudah ada, namun masih sangat terbatas baik dari segi kemampuan maupun populasinya. Karena itulah tak heran hingga akhir tahun 1980-an pun PC masih dapat dikatakan sebagai barang 'langka' nan 'mewah' di Indonesia kala itu.
Penggunaan Komputer di Indonesia Era 90-an
Di era ini, penggunaan komputer di Indonesia masih terus diisi oleh datangnya sistem-sistem operasi baru, seiring dengan kemajuan jaman yang menghasilkan komputer-komputer dengan spesifikasi lebih ringkas dan lebih canggih. Adalah PC atau Personal Computer sudah mulai tumbuh menjamur di kalangan masyarakat, meski sifatnya masih dikategorikan sebagai 'barang mahal'.
Di era ini pula Indonesia mulai mengenal komputer-komputer yang menganut arsitektur prosesor mikro x86 buatan Intel Corporation, Pentium. Kala itu salah satu komputer besutan Intel yang cukup populer adalah Pentium II.
Komputer jenis ini sangat umum ditemukan mulai dari perkantoran, sekolah-sekolah, hingga perumahan. Efektifitas dan tingkat efisiensi yang dihasilkannya sebagai alat bantuan dalam bekerja menjadi salah satu faktor kenapa komputer jenis ini begitu digandrungi oleh masyarakat kala itu. Bahkan kehadiran komputer Pentium II inilah yang secara tidak langsung mulai menggeser fenomena penggunaan 'mesin tik', sebuah alat pegetikan konvensional yang sudah lebih dulu populer.
Masuknya internet juga berpengaruh sangat besar terhadap perkembangan komputer di masa itu. Beberapa industri baru mulai tumbuh dan memanfaatkan peluang tersebut sebagai ladang bisnis sekaligus memajukan dunia per-komputer-an Indonesia.
Penggunaan Komputer di Indonesia Era Awal 2000-an
Penggunaan komputer di Indonesia terus berlanjut ke era awal tahun 2000-an. Di masa ini, komputer yang masuk ke Indonesia sudah lebih cepat, lebih efisien dan tentunya lebih canggih dari segi penggunaan komponen maupun sistem operasinya.
Komputer yang cukup populer di Indonesia pada saat era 2000-an ini adalah generasi Pentium III, yang telah menerapkan stand CPU atau lebih dikenal dengan sebutan 'CPU berdiri'. Menggunakan memory RAM jenis SDRAM dengan spesifikasi 64 MB hingga 256 MB, komputer jenis ini memiliki kecepatan antara 800 Mhz-1300 Mhz.
Saat itu harga komputer Pentium III masih sangat mahal yakni berkisar di angka Rp.8-Rp.10 jutaan. Pun demikian hal itu tidak menyurutkan keinginan masyarakat untuk tetap membeli komputer Pentium III yang mulai umum digunakan sebagai kebutuhan tambahan di rumah-rumah.
Penggunaan sistem operasi berupa Windows juga sudah sangat umum di era awal tahun 2000-an ini. Dimana salah satu sistem operasi yang cukup melegenda adalah Windows 98 yang sangat akrab di telinga para pengguna komputer Tanah Air.
Pada tahun 2002, generasi Pentium III mendapat upgrade yang memunculkan hadirnya Pentium 4. Komputer jenis ini jauh lebih cepat dibandingkan Pentium III, dengan kecepatan mencapai 1,5 Ghz-2,4 Ghz (untuk yang menggunakan socket 478), sementara yang menggunakan socket LGA bisa beroperasi dengan kecepatan mencapai 1,8 Ghz-3,2 Ghz.
Komputer Pentium 4 menjadi cukup populer lantaran memiliki processor canggih serta cukup handal untuk digunakan bermain games mengingat desain grafis yang dimilikinya juga cukup tinggi.
Setelah cukup lama dibuai dengan komputer hasil olahan Intel, berikutnya Indonesia juga kedatangan AMD lewat beberapa produknya seperti AMD Sempron, AMD Athlon, AMD Turion dan lain-lain. Persaingan yang terjadi antara Intel dan AMD terbilang sangat ketat, meskipun sejatinya produk dari kedua perusahaan tersebut memiliki target spesifik pasar yang agak sedikit bebeda.
Waktu bergerak dengan sangat cepat, begitu pula dengan sejarah perkembangan komputer yang terjadi di Indonesia. Pada akhirnya keempat era yang kami jelaskan di atas telah menjadi kenangan semata, bagi kita semua yang saat ini yang sudah berada di era lebih maju dan lebih banyak diisi dengan kemungkinan-kemungkinan baru.
Bahkan masa yang kita lalui saat ini dipastikan pula akan menjadi sejarah bagi generasi berikutnya. Tentu saja tak lepas dari harapan bahwa sejarah penggunaan komputer di Indonesia layak dibanggakan secara global. Yang mana kita tidak sekedar menonton namun juga ikut ambil bagian dalam proses perkembangan computer maupun kemajuan teknologi secara umum.
Demikian postingan mengenai Komputer Masuk ke Indonesia Tahun 1967, semoga bermanfaat dan Terima kasih telah berkunjung ke ErraDigital.
lumayan sudah lama juga yaa...
ReplyDeletesolder uap
Thx for sharing,
ReplyDeleteDitunggu kunjungan baliknya ke tulisan terbaru saya di Tutorial Memberikan Password pada Folder di Windows 10 atau Cek Toko Komputer Online Terpercaya di Indonesia